Pantai Kolbano

          Pulau Timor di Provinsi Nusa Tenggara Timur adalah pulau yang dikelilingi oleh lautan. Oleh karena itu, kebanyakan tempat wisata di Pulau Timor adalah pantai. Salah satu pantai yang menjadi kebanggaan orang Timor khususnya masyarakat Kota Kupang adalah Pantai Kolbano. Pantai Kolbano terletak di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Kecamatan Kolbano, Desa Kolbano. Luas Pantai Kolbano adalah 17km². JIka Anda adalah pecinta pantai dengan hamparan pasir putih, maka Pantai Kolbano bukanlah pilihan yang tepat. Mengapa? Karena pantai ini berbeda dengan pantai lainnya. Pantai Kolbano tidak memiliki hamparan pasir putih melainkan hamparan bebatuan yang berwarna-warni. Bukan hanya itu saja, pecahan gelas yang telah terkikis oleh air laut selama bertahun-tahun, seakan-akan berubah menjadi batuan berwarna-warni yang telah disepuh oleh pembuat batu mulia. Perpaduan antara batuan atau kerikil pantai dengan pecahan-pecahan gelas ini membuat Pantai kolbano menyuguhkan suatu pemandangan nan indah bak permadani Persia.

Kolbano

Pantai Kolbano

 

Sejarah Pantai Kolbano

          Berdasarkan cerita rakyat setempat ada beberapa versi mengenai sejarah Pantai Kolbano.

1. Legenda Raja Pne Fifnome

          Pada zaman dahulu hiduplah seorang Raja dari Sole, bernama Pne Faifnome dengan kerajaannya yang berada di Balka ma Laepun. Wilayah kekuasaan kerajaan ini meliputi Hu moen, Pah nai, Balka dan Laepun. Lambang dari kerajaan ini adalah faifnome yang "berarti bintang fajar". Pada suatu hari, Raja Sole meminta abdinya untuk mengolah Etu (kebun kerajaan) di daerah bernama Noe Sop untuk ditanami sain (jemawut berbiji halus, berbentuk bulat dan kecil pada satu bulir). Tanaman ini tumbuh berumpun, bentuk daunnya mirip daun padi.
Titah rajapun dilaksanakan oleh abdi-abdinya. Sain yang ditanaman tumbuh dengan subur. Saat masuk musim panen, abdi yang bertugas kelelahan. Etupun tak terjaga dan diserang kolsain (burung pemakan sain). Bulir sain tak bersisa. Kepanikan para abdi bertambah mendengar raja akan datang melihat sain yang ditanam.
          Pada saat kunjungan tiba, raja menjadi heran karena sain yang ditanam rusak dan tak bersisa. Dengan penuh ketakutan, para abdi berbohong dengan mengarang cerita untuk menutupi kelalaiannya. Raja berusaha bijak dan memaklumi ketakutan para abdi. Sebelum kembali ke kerajaan, sebuah nama disematkan raja untuk tempat itu yaitu Kolbano,  yang artinya adalah "burung yang bersuara seperti giring-giring".

2. Legenda Bi Kabin

          Legenda ini bercerita tentang seorang gadis yang bernama Bi Kabin yang menikah dengan Raja Laut Na' Besimnasi (buaya). Konon berabad-abad yang lalu, untuk menjaga kelestarian alam dan hubungan kekerabatan dengan Na' Besimnasi, keluarga Bi Kabin dan warga sekitar melakukan ritual tahunan tertentu di Pantai Kolbano. Sebagai ucapan terimakasih Raja Laut, Pantai Kolbano selalu dilimpahi kekayaan ikan yang mudah ditangkap tanpa merusak pantai.

 

Sejarah Geologi

          Sejarah terbentuknya Pantai Kolbano tidak terlepas dari sejarah terbentuknya Pulau Timor. Secara umum litostratigrafi ( merupakan ilmu geologi yang berhubungan dengan penelitian mengenai strata lapisan batuan. Fokus utama dari penelitian ini mencakup geokronologi, geologi perbandingan, dan petrologi. Secara umum suatu strata dapat berupa batuan beku atau batuan sedimen bergantung bagaimana pembentukan batuan tersebut) di Pulau Timor dibagi menjadi tiga sekuen. Yaitu sekuen Kekneno, Kolbano dan Viqueque. Umur dari ketiga sekuen ini berkisar dari Perm atau Permian (periode dalam skala waktu geologi yang berlangsung antara 299,0 ± 0,8 hingga 251,0 ± 0,4 juta tahun yang lalu. Periode ini merupakan periode terakhir dalam era Paleozoikum) hingga Pleistosen (suatu kala dalam skala waktu geologi yang berlangsung antara 2.588.000 hingga 11.500 tahun yang lalu). (Sawyer dkk, 1993).

          Keunikan dari Pantai Kolbano dibandingkan dengan pantai lainnya adalah kumpulan batuannya yang jika dilihat berdasarkan periode geologi maka berumur Jura Akhir (rentang Periode Jura dari 200 juta tahun sampai 145 juta tahun yang lalu dan berisi 3 kala utama: Periode Jura Awal, Periode Jura Tengah dan Periode Jura Akhir. Periode Jura Akhir berlangsung pada 163juta-145juta tahun yang lalu) sampai Pliosen Awal ( kala dalam skala waktu geologi yang berlangsung 5,332 hingga 1,806 juta tahun yang lalu). Batuan-batuan tersebut berfungsi menggantikan peran pasir di daerah pesisir pantai Kolbano.

          Batuan berumur Pra-Tersier (periode geologi dari 66 juta hingga 2,58 juta tahun yang lalu, rentang waktu yang terjadi antara periode Sekunder dan Kuarter yang digantikan) di Indonesia jarang ditemukan. Tetapi salah satunya ditemukan di Pulau Timor. Sehingga potensi geowisata di Pulau Timor khususnya Pantai Kolbano perlu lebih dalam digali.

Batuan Kolbano

Batuan berwarna-warni di Pantai Kolbano

 

Sekuen Kolbano

          Kawasan Timor Barat dibagi menjadi tiga fisiografi yaitu Barisan Perbukitan Utara (Northern Range), Cekungan Tengah (Central Basin) dan Barisan Pebukitan Selatan (Southern Range) (Sani dkk, 1995). Zona Pantai Perbukitan Selatan dicirikan oleh barisan perbukitan dari rangkaian sesar naik (thrust fault) dan susuna batuan berumur Trias-Miosen. Susunan lapisan batuan tersebut termasuk dalam Sekuen Kekneno dan Kolbano. Dalam sebutan lain, zona ini disebut juga Perbukitan Kolbano.

1. Formasi Oebaat (Jura Akhir)

          Terdiri atas dua anggota formasi yaitu batu pasir massif dan batu pasir glaukonit berlapis. Formasi batu pasir massif adalah bagian bawah unit ini terdiri dair batu lanau cokelat hingga hitan dan batu lempung nodul limonit. Lingkungan pengendapan dari unit ini diperkirakan adalah laut. Sedangkan untuk formasi batu pasir glaukonit berlapis, memiliki ketebalan lapisan 40cm-50cm dan memiliki fosil ammonit dan belemnite. Lingkungan pengendapan dari unit ini adalah paparan dangkal.

2. Formasi Nakfunu (Kapur Awal-Kapur Akhir)

          Tersusun atas litologi batu lempung, kalsilutit, batu lanau, wackestone dan packestone. Ciri formasi Nakfunu yaitu memiliki ketebalan lapisan kontan dengan tebalan 3cm-30cm dengan kehadiran fosil radiolaria yang melimpah. Lingkungan pengendapan dari fomasi ini adal dalam laut. Sekuen Kolbano tersusun oleh:

3. Formasi Menu (Kapur Akhir)

          Tersusun atas litologi batu gamping sisipan nodul rijang merah. Formasi ini menunjukkan adanya belahan yang intensif. Formasi Menu terendapkan secara mekanisme arus turbidit pada lingkungan laut dalam.

4. Formasu Ofu (seudah Hiatus Paleosen Awal-Miosen Akhir)

          Tersusun atas litologi batu gamping massif berwarna putih hingga merah muda, memiliki rekahan konkoidal, dijummpai adanya struktur laminasi tipis, vein kalsit, stylolite dan struktur kekar. Formasi ini lingkungan pengendapannya ada pada lingkungan laut dalam dengan menkanisme arus turbidit.

 

kolbano

Pemandangan daerah sekitar Pantai Kolbano

 

Struktur Geologi Regional

          Struktur geologi di Pulau Timor cukup berbeda jika dibandingkan dengan struktur geologi di Pulau Jawa. Struktur geologi di Pulau Timor memilki tingkat kompleksitas yang lebih tinggi. Struktur utama yang menyusun adalah lipatan, sesar naik dan sesar mendatar mengiri. Struktur geologi yang berkembang dipengaruhi oleh tegasan utama berarah Barat Lat-Tenggara (NW-SE).

 

Batuan Pantai dan Ekonomi Rakyat

          Batuan warna-warni di Pantai Kolbano bukan hanya menjadi suguhan wisata yang bisa dinimati. Tetapi juga menjadi salah satu sumber mata pencaharian bagi masyarakat yang tinggal di pesisir pantai Kolbano. Penduduk Kolbano sudah memanfaatkan sumber daya alam tersebut untuk menghasilkan uang sejak tahun 1970. Setiap hari anak-anak kecil, orang dewasa baik itu laki dan perempuan bahkan orang-orang tua yang sudah berumur bekerja memilih batu-batu di Pantai Kolbano. Batu-batu tersebut kemudian dipisahkan berdasarkan warna dan ukuran. Ada juga yang langsung dipecahkan memakai alat pemecah tradsional, kemudian dijual. Batu-batu yang telah dipecahkan biasanya mendapat harga lebih tinggi. Dalam satu hari para pekerja batu tersebut bisa mengumpulkan 15 ember sampai 5 karung batu. Batuan yang berwarna-warni ini kemudian dijual dengan harga Rp.5.500,- per karung kepada para pedagang atau CV yang telah resmi menjadi penampung batu dari Pantai Kolbano. Berat per karung ditaksir sekitar 60kg. Selain itu ada juga yang mencari pasir. Sehari para pekerja tersebut bisa mengumpulkan 25 karung pasir. Harga pasir per kg adalah Rp.4.500,-.

          Batu-Batu dari Pantai Kolbano banyak digunakan sebagai bahan dekorasi untuk rumah, taman dan gedung-gedung. Bagi masyrakat di sekitar Pantai Kolbano, batu-batu yang berwarna-warni tersebut adalah berkat yang diberikan oleh Tuhan dan alam kepada mereka. Karena sudah bertahun-tahun lamanya bekerja sebagai pencari batu tetapi batu-batu di Pantai Kolbano tidak pernah habis. Penduduk setempat percaya bahwa laut akan tetap kembali mengirimkan batuan tersebut kepada mereka.

pencari batu di pantai kolbano

Para pencari batu di Pantai Kolbano

 

Perjalanan Menuju ke Pantai Kolbano

          Pantai Kolbano berjarak 150km dari Kota Kupang dan bisa ditempuh dalam waktu 3-4 jam berkendara menggunakan kendaraan pribadi. Jika Anda memilih untuk menggunakan bus, maka Anda bisa pergi ke terminal Kota Kupang dan memilih bus menuju ke Kolbano. Bus ini akan berangkat jam 6 pagi. Harga tiket bus adalah Rp.60.000,- (harga sesuai tahun 2014. Harga tiket bus bisa berubah sewaktu-waktu). Perjalanan dengan bus memakan waktu 6 jam. Adapula alternatif lain dengan menggunakan travel dan paket tour yang disediakan oleh beberapa agen perjalanan.

          Perjalanan menuju ke Kolbano bukanlah perjalanan yang mulus. Dikarenakan oleh kondisi jalan yang berbatu-batu, berlubang, penuh tanjakan dan lalu lintas yang kadang menyalahi aturan. Tetapi semuanya ini akan terbayarkan dengan pemandangan alam yang disuguhkan nantinya.

 

          Ada hal unik lainnya yang bisa ditemui di Pantai Kolbano selain batuan berwarna-warni yaitu sebuah batu raksasa yang disebut "Fatu Un". JIka dilihat dengan baik maka batu ini berbentuk seperti sebuah kepala. Ada yang menyebutnya berbentuk seperti sebuah kepala manusia, tetapi ada juga yang bilang seperti kepala singa. Pengunjung dapat menaiki batu raksasa ini dan melihat pemandangan di sekitar Pantai Kolbano dari ketinggian. Menikmati indahnya gulungan ombak putih yang berguling-guling menyisir air laut ke arah tepian. Memukul-mukul hamparan batuan berwarna-warni di bibir pantai. Hatipun disejukkan oleh air laut yang berwarna turquoise. Desir angin laut yang menerpa nyiur, menambah tenteram rasa di hati.

 

Tips dan Saran

          Pantai Kolbano memiliki gelombang dan ombak yang keras dan kuat. Hal ini dikarenakan Pantai Kolbano langsung berhadapan dengan Samudera Hindia. Menurut pengalaman orang-orang yang pernah berenang disana, gelombang air lautnya seakan-akan menarik mereka menuju ke arah yang lebih jauh. Jadi sangat disarankan untuk tidak berenang di Pantai ini. Tetapi jika ada yang ingin menguak rasa penasaran, jiwa petualangan dan pintar berenang, maka bisa juga mencoba berenang disana, tetapi disarankan tidak terlalu jauh.

          Sarana dan prasarana di kawasan Pantai Kolbano sangatlah minim. Persiapan bekal sangat diperlukan untuk mengunjungi tempat ini. Namun pada tahun 2020 telah dibangun sebuah kolam renang tepat di piggir Pantai Kolbano. Katanya Pantai Kolbano paling indah jika dinikmati pada saat matahari terbit. Mungkin Anda dapat mencoba fasilitas kolam renang tersebut untuk memulai hari Anda dengan cara yang berbeda. Anda bisa menikmati fajar yang menyingsing sambil berenang. Mentari yang bersinar jika dilihat dari arah kolam renang seakan-akan keluar dari dalam lautan. Sungguh suatu pemandangan yang memberikan sensai tersendiri.

 

          Pantai Kolbano, Pantai jutaan batuan berwani-warni. Pantai tempat menikmati hangatnya sang surya di pagi hari. Yang teriknya membakar kulit pekerja batuan di siang hari. Menyimpan sejarah pembentukan bumi, legenda masa lalu dan juga menjadi saksi cerita masa kini. Tulislah ceritamu di Kolbano, bisikanlah pada angin laut disana dan simpanlah kenangan di hatimu.

         

Follow Us On Instagram

@traveleja

Notice: session_start(): A session had already been started - ignoring in /home/u1603205/public_html/traveleja.com/component/footer/footer.php on line 3

Warning: include_once(./goto/class.connect.php): failed to open stream: No such file or directory in /home/u1603205/public_html/traveleja.com/component/footer/footer.php on line 4

Warning: include_once(): Failed opening './goto/class.connect.php' for inclusion (include_path='.:/opt/alt/php74/usr/share/pear') in /home/u1603205/public_html/traveleja.com/component/footer/footer.php on line 4

Warning: include_once(./goto/class.run.php): failed to open stream: No such file or directory in /home/u1603205/public_html/traveleja.com/component/footer/footer.php on line 5

Warning: include_once(): Failed opening './goto/class.run.php' for inclusion (include_path='.:/opt/alt/php74/usr/share/pear') in /home/u1603205/public_html/traveleja.com/component/footer/footer.php on line 5

Warning: include_once(./goto/class.function.php): failed to open stream: No such file or directory in /home/u1603205/public_html/traveleja.com/component/footer/footer.php on line 6

Warning: include_once(): Failed opening './goto/class.function.php' for inclusion (include_path='.:/opt/alt/php74/usr/share/pear') in /home/u1603205/public_html/traveleja.com/component/footer/footer.php on line 6