25 November 2022 / Asia
Dili
Dili adalah ibu kota negara Timor Leste yang sekaligus menjadi pusat perekonomian dan perdagangan, pusat pariwisata dan pelabuhan. Dili berasal dari bahasa Portugis Díli. Kota Dili terkenal dengan sebutan City of Peace atau Kota Damai yang pada kenyataannya tidak sedamai dengan apa yang terjadi di Dili, karena terjadi begitu banyak tragedi yang menumpahkan banyak darah sepanjang perjalanan sejarah kemerdekaan Timor Leste. Dili menjadi saksi bisu atas perjuangan HAM warga Timor Leste. Pada saat Timor Leste masih menjadi bagian negara republik Indonesia, Dili berfungsi sebagai kota administratif dan menjadi bagian Kabupaten Dili. Setelah kemerdekaan Timor Leste, Dili berubah menjadi salah satu distrik di negara tersebut.
Largo de Lecidere (Taman Kota Lecidere)
Sejarah
Dili mulai dihuni oleh Portugis sekitar tahun 1520, yang menjadikannya sebagai ibu kota Timor Portugis pada tahun 1769. Dili kemudian diproklamasikan sebagai sebuah kota pada bulan Januari 1864. Selama Perang Dunia II, Portugal dan koloninya tetap netral, tetapi Sekutu melihat Timor Timur sebagai potensi target invasi Jepang. Pasukan Australia dan Belanda sempat menduduki pulau itu pada tahun 1941. Pada malam 19 Februari 1942, Jepang menyerang dengan kekuatan sekitar 20.000 orang dan menduduki Dili sebelum menyebar ke seluruh koloni. Pada 26 September 1945, penguasaan pulau itu secara resmi dikembalikan ke Portugal oleh Jepang.
Timor Timur secara sepihak mendeklarasikan kemerdekaan dari Portugal pada 28 November 1975. Namun, sembilan hari kemudian, pada 7 Desember, pasukan Indonesia menyerbu Dili. Pada tanggal 17 Juli 1976, Indonesia mencaplok Timor Timur kemudian menetapkannya sebagai provinsi ke 27 Indonesia, Timor Timur (Bahasa Indonesia untuk Timor Leste), dengan Dili sebagai ibukotanya. Perang gerilya terjadi dari tahun 1975 hingga 1999 antara pasukan Indonesia dan pro-kemerdekaan, yang menewaskan puluhan ribu orang Timor dan beberapa warga sipil asing. Liputan media tentang Pembantaian Dili 1991, mengenai tragedi Santa Cruz, membantu merevitalisasi dukungan internasional untuk gerakan kemerdekaan Timor Leste.
Timor Timur ditempatkan di bawah pengawasan PBB pada tahun 1999 dan pada 20 Mei 2002, Dili menjadi ibu kota Republik Demokratik Timor-Leste yang baru merdeka. Pada Mei 2006, pertempuran dan kerusuhan yang dipicu oleh konflik antar elemen militer menyebabkan kerusakan kota yang signifikan dan menyebabkan intervensi militer asing untuk memulihkan ketertiban.
Hari dame no haburas dezenvolve mento (Membangun perdamaian, meningkatkan pembangunan)
Geografi dan Administrasi
Dili terletak di pesisir utara Pulau Timor, bagian paling timur di Kepulauan Sunda Kecil. Kota ini adalah pusat administrasi dari distrik Dili, yang merupakan entitas administratif dari wilayah tersebut dan termasuk pulau Atauro serta beberapa kota yang terletak dekat dengan Dili. Kota ini terbagi dalam beberapa subdistrik (sebelumnya kecamatan), di antaranya Nain Feto, Vera Cruz, Dom Alexio dan Cristo Rei dan dibagi menjadi beberapa suco (desa), yang dikepalai oleh chefe de suco yang dipilih. Sebanyak 18 dari 26 suco dari empat subdistrik dikategorikan sebagai wilayah urban atau perkotaan.
Demografi
Sensus 2010 mencatat jumlah penduduk sebesar 193,563 jiwa di wilayah distrik Dili yang diklasifikasikan sebagai wilayah urban, dengan jumlah penduduk 234,331 jiwa di keseluruhan distrik termasuk wilayah pedesaan seperti Atauro dan Metinaro.
Dili adalah pusat pertemuan dari berbagai etnis di Timor Leste, kemungkinan besar karena migrasi dari para pemuda dari seluruh wilayah negara untuk mencari pekerjaan. Ini menimbulkan ketidakseimbangan gender dengan jumlah penduduk pria secara signifikan lebih besar dari wanita. Antara tahun 2001 dan 2004, jumlah penduduk di distrik Dili tumbuh hingga mencapai 12.58%, dengan hanya 54% dari penduduk yang lahir di kota. 7% lahir di Baucau, 5% di Viqueque dan Bobonaro, 4% di Ermera, dan sisanya berasal dari wilayah lain maupun luar negeri.
Iklim
Dili memiliki iklim tropis basah dan kering berdasarkan klarifikasi iklim Köppen. Tetapi sekarang ini karena dipengaruhi oleh global warming, cuaca di Dili kadang tidak menentu. Pada kenyataannya iklim Dili tidak jauh berbeda dengan Kota Kupang yang masih terletak satu pulau dengan Dili.
Transportasi
Untuk mencapai Kota Dili, ada beberapa pilihan transportasi yang bisa digunakan yaitu melalui perjalanan darat dan Udara. Di Dili terdapat lapangan terbang internasional yang bernama Bandar Udara Internasional Presidente Nicolau Lobato, yang dinamakan sesuai nama pemimpin kemerdekaan Nicolau Lobato. Ini adalah satu-satunya bandar udara internasional yang berfungsi di Timor Leste, meskipun terdapat juga lapangan udara di Baucau, Suai dan Oecusse. Bandar-bandar udara itu hanya digunakan untuk penerbangan domestik. Hingga saat ini, landasan udara bandara Dili masih belum mampu untuk mengakomodasi pesawat yang berukuran lebih besar dari Boeing 737 atau C-130 Hercules. Tetapi pada bulan Januari 2008, maskapai charter Portugal, EuroAtlantic Airways melakukan penerbangan secara langsung dari Lisboa menggunakan sebuah Boeing 757 menuju Dili, yang mengangkut 140 anggota dari Guarda Nacional Republicana.
Di bawah kekuasaan Portugal, Bandar Udara Baucau yang memiliki landasan yang lebih panjang, digunakan untuk penerbangan internasional, tapi pada saat invasi Indonesia, bandar udara ini diambil alih oleh militer Indonesia dan ditutup untuk penerbangan sipil.
Sedangkan untuk perjalanan darat bisa dilakukan melalui Kupang menuju ke Atambua menggunakan bus dan agen travel yang menyediakan mobil untuk disewakan. Perjalanan dari Kupang ke Atambua memakan waktu sekitar 6 jam jika tidak ada hambatan. Di Atambua terdapat Kantor Imigrasi Atambua. Di kantor inilah, Anda perlu berhenti dan mengurus visa untuk masuk ke Timor Leste. Selanjutnya dari perbatasan Indonesia-Timor Leste Anda bisa melanjutkan perjalanan lagi ke Kota Dili. Total perjalanan dari Kupang Ke Dili memakan waktu sekitar 12 jam.
Di Kota Dili Transportasi yand ada sama seperti di kota-kota lainnya di Indonesia. Ada trasnportasi umum berupa taxi dan angkutan kota yang biasa disebut angkot. Anda bisa juga menyewa mobil dan motor di agen rental yang ada di Kota Dili. Harga mobil dan motor rental bervariasi tergantung jenis kendaraan yang digunakan. Harga taksi juga bervariasi tergantung jarak tempuh dan waktu tunggu. Tetapi untuk harga angkot jauh dekat tetap sama. Yang menarik adalah angkot di Dili mirip dengan angkot yang ada di Kota Kupang-NTT. Penuh dengan gambar dan warna-warni yang semarak di badan kendaraan.
Bahasa, Agama dan Mata Uang
Meskipun Timor Leste dulunya adalah bagian dari Indonesia, tetapi pada kenyataannya di dalam kehidupan sehari-hari mereka jarang berbicara Bahasa Indonesia. Orang-orang Timor Leste memang bisa berbahasa Indonesia tetapi tidak sebagus orang-orang dari provinsi lainnya di Indonesia. Bahasa sehari-hari yang digunakan adalah Bahasa Tetun dan Portugis, yang menjadi bahasa nasional Negara Timor Leste.
Seperti yang kita tahu bahwa Timor Leste adalah bekas jajahan Bangsa Portugal maka budaya, bahasa dan agama bangsa Portugal sudah bercokol di kehidapan masyrakat Timor Leste. Mayoritas agama di Kota Dili adalah Katolik. Jika Anda beruntung, pada bulan-bulan tertentu umat Katolik di Dili merayakan perayaan agama dengan melakukan pawai di jalan. Seperti perayaan Natal, Paskah, Bulan Maria dan lain sebagainya. Hal ini tentu memberikan suatu atraksi yang bisa dinikmati oleh para wisatawan.
Salah satu perayaan keagamaan di Kota Dili
Setelah Timor Leste berpisah dari Indonesia, mata uang yang digunakan di Timor Leste berubah dari Rupiah ke Dollar Amerika. Di Dili Anda bisa menukarkan uang Anda di tempat money changer atau bisa juga ke Bank yang ada disana. sebenarnya tidak terlalu susah untuk berbelanja di Dili jika Anda lupa menukarkan uang Anda. Beberapa toko, hotel, restaurant, cafe dan bar telah mennggunakan layanan ATM sehingga memudahkan transaksi pembayaran hanya dengan menggesakan kartu Anda. Namun alangkah baiknya jika Anda tetap menyediakan uang kontan atau cash. Hal ini akan memudahkan Anda apabila bepergian ke tempat-tempat yang jauh dari perkotaan dan ke pasar-pasar lokal.
Kota Dili mengalami perubahan yang cukup signifikan ketika lepas dari Indonesia terutama bagian infrastruktur. Beberapa akses ke daerah telah dibuka dan terjadi pembangunan-pembangunan gedung baru. Tentunya hal ini membawa dampak bagi sektor pariwisata di Timor Leste khususnya Kota Dili. Kota Dili memiliki banyak tempat pariwisata yang layak untuk dikunjungi. Jadi jangan ragu untuk mengunjungi Kota Dili dan merasakan perpaduan antara Barat dan Timur dan menikmati cerita sejarahnya.
Timor Plaza (satu-satunya plaza besar yang berada di Kota Dili)